Bermula Dari "KRS"
Masih
teringat kala itu tepatnya 19 tahun lalu, ketika aku pertama kali bertemu
dengan seorang perempuan. Pertemuan itu bukan sebuah kebetulan pasti atas izinNya. Bermula dari pengurusan
Kartu Rencana Studi (KRS), saya dan seluruh mahasiswa baru lainnya diwajibkan
untuk menyetorkan ke Dosen Penasehat
Akademik untuk ditandatangani dan selanjutnya diserahkan ke bagian
administrasi.
“Maaf saya nggak bisa jalan secepat kamu,
kesehatan saya kurang fit nih”.
Itulah
kalimat pertama yang keluar dari lisan seorang perempuan bernama Yhani setelah
kita saling kenal nama.
Mendengar
permintaannya dengan suara memelas aku pun mencoba memperlambat langkahku
sambil berkata,
“iya..tapi jika ada urusan seperti ini aku
tak bisa terlalu santai, harus diselesaikan saat ini juga karena besok entah
urusan apa lagi yang akan aku kerjakan”.
Jawabanku
yang terkesan idealis sepertinya kurang mengenakan baginya terlihat dari raut
wajahnya yang cemberut.
“Gini aja, aku punya ide, bagaimana kalau
kamu nunggu disini, biar KRS kamu aku yang antarkan ke ruangan dosen PA, kalau
tiba saatnya nama kamu dipanggil nanti aku beri tahu”, ujarku kepadanya
sambil meminta maaf dan menawarkan bantuan untuk menebus kesalahanku hehehe...
Rupanya
permintaan maafku diterima begitu pula dengan ide dan tawaranku sampai pada
gilirannya ia dipanggil dosen PA.
Kini
masa perkuliahan telah mulai dilaksanakan dengan jumlah mahasiswa di program
studi kami sebanyak 45 orang. Setiap angkatan pada suatu program studi tentu
ada seorang yang menjadi ketua tingkat. Demikian pula halnya di program studi
kami, secara mufakat mereka mempercayakan aku sebagai ketua tingkat.
Jujur
saat amanah itu dipercayakan, aku merasa minder
dan tak percaya diri sebab aku tahu diri kalau aku hanyalah seorang anak
kampung yang tidak pernah bergaul dengan
anak-anak kota. Terlintas dipikiran aku saat itu bahwa aneh saja kalau aku
mengetuai sebuah kelas yang di dalamnya mayoritas anak-anak kota.
Namun
segera kusingkirkan pikiran kerdil atau dikotomi anak kampung – anak kota
dengan merujuk pada pengalaman sebelumnya dimana saat pelaksanaan Orientasi
Pengenalan Kampus (Ospek) aku didaulat oleh para senior untuk menjadi “Kepala Suku” (istilah pimpinan
mahasiswa baru saat ospek) dimana mahasiswanya bukan saja satu program studi
tapi satu fakultas atau seribuan mahasiswa. Jadi, kembali aku berpikir ini
kesempatan untuk membuktikan bahwa anak kampung mampu memimpin sehingga
kepercayaan yang diberikan oleh teman-teman tidak boleh aku sia-siakan.
Yhani
kini telah beradaptasi dengan lingkungan barunya karena ia sudah mempunyai
banyak teman yang dikenalnya saat ospek. Kini dia mempunyai teman akrab Rina,
Zahra, Oy dan Leha. Mereka sering kumpul dan bercerita, mungkin karena sudah
saling akrab akhirnya mereka membentuk gank.
0 Response to "Bermula Dari "KRS""
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya