Dia “Pak Jono”....bukan “Bang Jono”
DIA PAK JONO, BUKAN BANG JONO...
Terdengar sumbang membaca judulnya karena memory kita tak dapat dibendung untuk mengarahkan pikiran pada sebuah lagu berjudul "Bang Jono" yang dilantunkan seorang pedangdut seksi bernama Zaskia Gotik. Sepenggal lirik lagu tersebut dituliskan berikut ini:
“e e e e bang jono kenapa kau tak pulang-pulang
pamitnya pergi cari uang
tapi kini malah menghilang
e e e e bang jono ternyata cuma keluyuran
sana sini
cari hiburan, lupa rumah, lupa kerjaan”.....
![]() |
| Pakde Jono: |
Pak Jono bukan tak
pulang-pulang tapi pulang lalu pergi lagi...
Pak Jono memang pamit
kepada istri dan anak tersayang tapi ia tak pernah menghilang...
Pak Jono memang keluyuran
tapi ia keluyuran keluar masuk desa dari satu desa ke desa lain...
Tiga pernyataan diatas
menjadikan satu pertanyaan seksi buat pembaca yang budiman, siapa dan bagaimana
sih Pak Jono itu...??? Atas ijin Pak Jono, perkenankan saya secara singkat
mengurai jawab atas pertanyaan seksi diatas meski sesungguhnya saya belum begitu
lama mengenal beliau.
Pertemuan pertama saya dengan Pak Jono ketika kami baru saja tiba di lokasi yang akan
dilaksanakan kegiatan penguatan kelembagaan petani, yakni desa Sidomulyo. Sepintas
tampang Pak Jono agak sangar karena meski saat itu saya mengawali pembicaraan
dengan senyum tapi sedikit pun tak ada senyum balasan darinya. Tapi...saya selalu percaya dengan kata-kata bijak bahwa “jangan menilai buku dari
covernya” maka itulah juga yang menjadi prinsip saya ketika pertama
kali berjumpa dengan Pak Jono, meski tampang sangar tapi saya yakin ia berhati
baik.
Ada beberapa tanda menurut kami kalau Pak Jono orang baik, pertama...malam itu ia menemani kami ngobrol
bahkan memberikan gambaran singkat mengenai kondisi desa Sidomulyo. Ia juga bersama
bapak Kepala Desa sibuk mengurus alas tidur kami bersama Tim Fasilitator dan
Rombongan Dinas Provinsi dan Kabupaten. Dan keesokan harinya Pak Jono
menawarkan kepada kami untuk bermalam di rumah kediaman pribadinya. Awalnya hanya
tidur semalam di rumah beliau tapi bersama istrinya yang ramah kami ditawarkan
agar menetap saja di rumah mereka selama kegiatan berlangsung. Nah...di rumah
beliau itulah kami tinggal sementara. Dan saya kemudian mengenal lebih dalam
sosok dan profil seorang Pak Jono yang sederhana sehingga rasanya tidak
berlebihan jika saya mengatakan pak Jono dan istrinya orang baik.
Kembali pada tiga pernyataan
diatas...!!
| Bersama Pakde Jono di Istana Kuning |
Kedua, “Pak Jono memang pamit kepada istri dan anak
tersayang tapi ia tak pernah menghilang...” Apa artinya..? Artinya tak lain
dan tak bukan, Pak Jono setiap keluar rumah senantiasa berpamitan pada istri
dan anak bungsunya yang masih bersekolah di Sekolah Dasar. Tidak saja pamitan saat
mau ke kantor, tapi ke kebunnya pun ia
selalu pamit dan tidak pernah menghilang karena setiap saat kami selalu bisa
melihatnya. Yang luar biasa dari Pak Jono, ia memiliki kendaraan roda empat
tapi semenjak ada kegiatan, kendaraan tersebut diserahkan ke kami untuk memakainya sedangkan ia sendiri, baik mau
ke kantor atau pun ke kebun hanya menggunakan sepeda motor. Bagi kami ia tak
pernah hilang tapi selalu ada dihati.
Ketiga, “Pak Jono memang keluyuran
tapi ia keluyuran keluar masuk desa dari satu desa ke desa lain...” Nah...kalau
ini apa artinya...? Oleh karena Pak Jono seorang PPL Kecamatan Urusan Programa yang
memiliki tugas memberikan layanan penyuluhan kepada petani yang tersebar di 17
desa dan 154 Poktan, maka sudah dapat dipastikan ia keluyuran tapi keluyuran
yang bermanfaat bagi sesama. Bukan keluyuran yang sana sini cari hiburan, lupa
rumah, lupa kerjaan. 30 tahun sudah Pak Jono menjadi PNS/PPL sejak ia diangkat
pada tahun 1987. Dalam kurun waktu itulah Pak Jono keluyuran dari satu desa ke
desa lainnya. Meski kami tidak tinggal lama bersama beliau tapi kami
menyaksikan dan melihat langsung bagaimana Pak Jono tanpa kenal lelah, dan tak pernah
kami mendengar keluhan keluar dari bibirnya atas tugas yang diembannya. Untuk
diketahui, pendirian LEM di Kecamatan Pangkalanbun Kab. Kotawaringin Barat
sebanyak enam desa dimana seluruhnya dikoordinasikan oleh Pak Jono ke Kepala Desa masing-masing terkait akan dilaksanakannya fasilitasi pendirian LEM. Pak Jono bukannya “gaptek” dan tidak memiliki handphone
untuk berkomunikasi dan berkoordinasi akan tetapi baginya turun atau bertemu langsung
ke desa menjadi kenikmatan tersendiri karena profesi dengan keluyuran di desa
sudah mendarah daging dalam kehidupannya.
Pak Jono bersama dengan Kepala Desa, Sekdes dan Bapak Tomo selaku tokoh masyarakat masuk dalam jajaran pembina LEM Sidomulyo. Mereka inilah yang terus tanpa henti memberi motivasi kepada pengurus LEM dan terkadang melalui saluran telepon kami sering berkomunikasi tidak lain bagaimana arah penguatan LEM.
Pak Jono bersama dengan Kepala Desa, Sekdes dan Bapak Tomo selaku tokoh masyarakat masuk dalam jajaran pembina LEM Sidomulyo. Mereka inilah yang terus tanpa henti memberi motivasi kepada pengurus LEM dan terkadang melalui saluran telepon kami sering berkomunikasi tidak lain bagaimana arah penguatan LEM.
Diakhir dari tulisan
ini saya ingin mengatakan “Pak Jono bukan
Bang Jono” karenanya kami tidak pernah melupakan bagaimana seorang Pak Jono
begitu lihai mengemudi kendaraan dan menguasai seluk beluk di wilayahnya. Terbukti
saat kami bertolak menuju bandara, kami diantar langsung oleh beliau melewati
jalan-jalan yang jarang dilewati oleh kendaraan lainnya. Alhasil...waktu tempuh
yang seharusnya 2jam-an lebih sampai di bandara, kami hanya menempuhnya 1jam-an
lebih.
Atas nama Tim Fasilitator,
kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada Pak Desa,
Sekdes, Pak Jono, Pak Tomo dan seluruh pembina serta warga desa yang tak bisa
kami sebutkan namanya satu persatu. Teruslah berjuang kawan-kawan Insha Allah
kita bersama mewujudkan masyarakat desa yang sejahtera, mandiri dan berdaya
saing, Aamiin..!!
Salam BATiK Segenap Keluarga Besar LEM ...

0 Response to "Dia “Pak Jono”....bukan “Bang Jono”"
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya